BULATANTIMES.COM –Selama berabad-abad, jenazah manusia telah dimakamkan di dalam tanah sebagai bagian dari tradisi pemakaman. Beberapa masyarakat juga melakukan kremasi atau melemparkan jenazah ke laut. Namun, di Tibet terdapat tradisi Zoroaster di mana jenazah manusia dibuang ke Tower of Silence dan menjadi makanan bagi burung pemakan daging yang lezat.
Metode pemakaman langit ini digunakan untuk menjaga kesucian tubuh manusia, karena dipercayai oleh masyarakat setempat bahwa tubuh manusia bisa dirasuki setan atau roh jahat setelah meninggal. Melalui proses ini, mayat manusia akan dibawa ke menara dakhma untuk dikembalikan ke alam dan dimakan oleh burung nasar atau burung bangkai guna menghentikan potensi dirasukinya oleh entitas negatif.
Penelitian di Forensic Anthropology Research Facility di Texas menemukan bahwa burung nasar dapat dengan cepat menghilangkan daging dari mayat yang diletakkan di Tower of Silence, mengubahnya menjadi kerangka dalam waktu lima jam. Secara kontras, dalam peti mati, proses yang sama membutuhkan waktu sekitar lima tahun untuk terjadi.
Menurut penilaian, Tower of Silence dianggap sebagai lokasi pemakaman yang paling efektif bila dibandingkan dengan penguburan modern. Penguburan modern telah menggunakan sekitar 1 juta hektar lahan di Amerika, dengan produksi peti mati yang merusak sekitar 4 juta hektar hutan setiap tahun.
Di Amerika, banyak mayat yang dimakamkan setelah proses balseming terlebih dahulu. Hal ini telah menyebabkan sekitar 800.000 galon cairan balsem tercemar ke tanah dan mencemari lingkungan.
Praktik Pemakaman Langit telah ada sejak 3.000 tahun yang lalu menurut laporan The Guardian. Bagi penganut Zoroaster ortodoks, praktik ini dianggap sebagai bentuk hukuman bagi orang jahat yang mencegah jiwa naik ke surga dan membuat orang berdosa kekal di alam baka.
Komunitas Zoroaster, yang anggotanya dikenal sebagai Parsis, masih eksis hingga saat ini. Namun, jumlah dakhma telah menurun secara signifikan karena praktik Pemakaman Langit dilarang di beberapa wilayah dunia. Bahkan, di tempat-tempat yang masih mengizinkannya, masih mengalami kesulitan karena menurunnya jumlah burung nasar.
Menurut Encyclopaedia Iranica, karena pertumbuhan pesat kota metropolitan Karachi, dakhma yang sebelumnya terletak di pinggiran kota, kini dikelilingi oleh pemukiman padat penduduk, dan selama 25 tahun terakhir tidak ada burung nasar di sana.
Mayat-mayat di bawah terik Matahari Sindh cepat mengering tapi tidak mengalami pelupaan kulitnya. Mayat-mayat tersebut sudah memenuhi dakhma, sehingga lubang pembuangannya sudah tidak dapat menampung tubuh manusia.
Namun menurut peneliti, praktik pemakaman dakhma memiliki dampak positif yang lebih banyak bagi lingkungan daripada kuburan modern. Seiring dengan populasi yang mencapai 8 miliar, perlu dilakukan praktik pemakaman yang lebih ramah lingkungan, seperti tidak membalsem mayat atau menggunakan peti mati.